PT. DUMEDPOWER INDONESIA adalah Produsen sekaligus Distributor resmi Penyalur Alat Kesehatan yang sudah terdaftar di KEMENKES RI, Furniture Rumah Sakit, produk Jukop DAK BKKBN, Boneka Phantom Alat Peraga Pendidikan & Kesehatan, Reagensia, Bahan Kimia, Bahan Habis Pakai untuk Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik serta Homecare.
PT. DUMEDPOWER INDONESIA – ALKES EXPO Pusat Grosir, Dealer, Agen, Toko Produk Kulkas Bank Darah 1 Pintu type DRF-101-MV yang sudah dapat di beli dari Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Facebook Bisnis, Pinterest, Linkedin, Instagram, Olx, Lazada, Indonetwork dan lain-lain.
Untuk pemesanan barang, brosur katalog dan harga jual produk-produk Kulkas Medis : Kulkas Obat, Kulkas Vaksin, Kulkas Bank Darah, Cold Chain dan lainnya, baik untuk pengadaan langsung maupun surat dukungan tender lelang pengadaan barang LPSE baik di Kabupaten, Kota dan Provinsi silahkan menghubungi :
PT. DUMEDPOWER INDONESIA
HOTEL BOEGIS (1st Floor)
Jl. Kramat IV No.02, Kel. Kwitang, Kec. Senen – Jakarta Pusat (10420)
Meja/Kursi Ginekologi BKKBN 2023 adalah tempat tidur obgyn untuk kebutuhan tenaga kesehatan (Dokter/Bidan) dalam memposisikan calon atau akseptor IUD pada saat akan melaksanakan pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi IUD dan atau keperluan medis lainnya.
1) Meja/Kursi Ginekologi (Obgyn Bed) a) Deskripsi Meja/Kursi Ginekologi merupakan salah satu sarana penunjang pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan (Dokter/Bidan) untuk memposisikan calon atau akseptor IUD pada saat akan melaksanakan pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi IUD dan atau keperluan medis lainnya. b) Spesifikasi : (1) Spesifikasi Umum (Harus ada NIE dari Kemenkes): • Dimensi luar : ± Panjang 170-180 cm x Lebar 60-70 cm x Tinggi 80-81 cm. • Dimensi dalam : ± Panjang 170-180 cm x Lebar 54-60 cm x Tinggi 80-81 cm. • Bahan pipa : Stainless Steel (SS) 304 • Kontruksi : Knock Down • Mattras : Terbuat dari kayu multiplex : tebal 8-10 mm dilapisi busa : 60-70 mm dengan cover leather imitation warna terang. • Pengatur Kemiringan : Menggunakan system gas spring atau manual, dengan elevasi antara 0-80 derajat. (2) Spesifikasi Khusus (a) Bagian Kaki Utama : • Bahan : Stainless Steel (SS) 304 (kotak) 20 mm x 40 mm, tebal ±1,5 mm • Pipa penghubung : Stainless Steel (SS) 304 (kotak) 20 mm x 40 mm, tebal ±1,5 mm, terdapat :
Tempat dudukan tiang infus dan dudukan penyangga betis yang dilengkapi baut pengunci.
Pegangan tangan dari pipa SS 304, tebal ±1,5 mm.
I.V stand terbuat dari pipa stainless steel. (b) Bagian Sandaran Badan : • Bahan : Pipa Stainless Steel 304, tebal ±1,5 mm :
Panjang : 700-750 mm
Lebar : 500-550 mm • Alas matras : Multiplek tebal 8-10 mm dilapisi busa tebal = 60-70 mm dengan cover leather imitation berwarna terang • Pengatur sandaran: Sistem gas spring atau manual dilengkapi tuas engkol untuk turun naik (c) Bagian dudukan : • Bahan : Pipa Stainless Steel / (SS) 304 (kotak) 20 x 20 mm (minimum), tebal 1,5 mm , Panjang 400-480 mm, Lebar 500-550 mm • Alas matras : Terdapat ½ lingkaran pada pinggiran matras pada bagian lebar bagian atas dengan diameter 205-215 mm yang bila disambungkan dengan sandaran kaki akan membentuk lubang satu lingkaran Bahan multiplek tebal 8-10 mm dilapisi busa 60-70 mm dengan cover leather imitation berwarna terang • Dilengkapi : Baskom Stainless Steel dibawah dudukan untuk penadah, diameter 200-230 mm (d) Bagian sandaran kaki : • Pengaturan Sandaran : dapat disesuaikan hingga posisi kai ( leg horizontal support) • Bahan : Pipa Stainless Steel 304, tebal ± 1,5 mm, panjang 400-500 mm, lebar 500-550 mm • Alas matras : Multipleks tebal 8-10 mm dilapisi busa tebal 60-70 mm dengan cover leather imitation (penutup kulit imitasi) berwarna terang • Pengunci tunjangan : Pengunci tunjangan sandaran kaki dari plat Stainless Steel 304 bergigi minimal satu buah (e) Bagian Tangga injakan kaki : • Bahan : Terbuat dari SPCC-SD tebal ± 1 mm Stainless Steel • Bagian pinggir : Steel dilapisi karpet plastic hitam • Lantai injakan : Lantai injakan kakinya dapat disimpan dengan cara dilipat atau didorong ke belakang. • Kaki injakan : Kaki injakan terbuat dari pipa Stainless Steel 304, tebal ± 1,5 mm (f) Aksesoris • Penyangga betis (knee support) : Terbuat dari plastic nilon/ABS, dilapisi busa tebal ±8-10 mm dan kulit imitasi dengan penyangga dari Stainless Steel diameter 16 mm, dapat diatur posisinya dengan memutar baut pengunci • Kunci : Terdapat kunci pas 17 inchi 2 buah (g) Pengepakan : Pengepakan penandaan dan penyertaan dokumen dalam dan diluar paket barang yang perlu dilakukan sebagai berikut :
Kursi ginekologi dipacking (dibungkus) menggunakan plastic, dimasukkan ke dalam kardus kemudian bagian luarnya dibungkus plastic kembali
Setiap satu set kursi ginekologi harus dimaksukan ke dalam karton (box) dengan ketebalan karton menyesuaikan dengan jenis dan berat produk agar dapat terjamin keamanan, mutu, dan manfaat produk
Setiap kemasan terdapat tulisan nama produk
Setiap kemasan tercantum tulisan “DAK Subbidang KB Tahun Anggaran 2023” Dengan warna hitam/biru dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna merah
Dalam setiap kemasan terdapat kunci pas 17” sebanyak 2 pcs.
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai pusat grosir, dealer, agen, toko, produsen, pabrik dan distributor resmi, penyalur alat kesehatan, furniture rumah sakit, produk DAK BKKBN, alat peraga kesehatan, reagensia, bahan kimia dan bahan habis pakai rumah sakit, puskesmas, klinik dan homecare.
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai penyedia menawarkan kepada rekanan di daerah surat dukungan lelang tender lpse kabupaten, kota dan provinsi di seluruh Indonesia maupun penunjukan langsung.
BKB Kit Stunting BKKBN 2021 adalah merupakan sarana penyuluhan/ alat bantu penyuluhan yang berupa seperangkat alat permainan edukatif dan seperangkat media yang berisi materi.
Cetak cover : 4/0 full color, di bawah kiri logo BKKBN, tengah nama OPD dan kanan Logo OPD di bawah nama OPD tulisan Pengadaan DAK Tahun 2021
Laminating : Glossy
Penjilidan : Jahit kawat
*Perhatian : Jumlah 5 buah
2. Alat Pantau Tumbuh Kembang Anak : Kalender Pengasuhan 1000 HPK,KKA, dan Buku Pedoman KKA ; a) Kalender Pengasuhan 1000 HPK terdiri dari 3 macam kalender, yaitu Kalender Masa Kehamilan, Kalender usia 0 – 12 Bulan, dan Kalender usia 13 – 24 bulan. Spesifikasi: Setiap kalender memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Ukuran Kalender : A3 (29,7 cm x 42 cm)
Material Kalender : Art Carton 190 gr
Finishing : Spiral + hanger spiral
Warna : Gradasi merah ke putih
Konten kalender terdiri dari : halaman cover dan halaman isi (halaman konten informasi umum dan halaman tabel bulanan).
Jumlah halaman isi : 11 lembar Kalender Kehamilan
Jumlah halaman isi : 14 lembar Kalender 0 -12 bulan
Jumlah halaman isi : 14 lembar Kalender 13 -24 bulan
Peletakkan logo : Dibawah kiri logo BKKBN, tengah nama OPD dan kanan Logo OPD di bawah nama OPD tulisan Pengadaan DAK Tahun 2023
Perhatian: Kalender Kehamilan 0-9 bulan : 1 paket Kalender 0-12 bulan : 1 paket Kalender 12-24 bulan : 1 paket
b) Kartu Kembang Anak (KKA)
Spesifikasi Kartu Kembang Anak
Bahan Halaman : Art Carton
Gramatur : 260 gram
Ukuran : 44 cm x 25,5 cm
Cetak : 4/4 (full color)
Laminating : dof 2 muka + lipat 3. Sudut atas berlogo BKKBN bawah logo OPDKB sejajar dengan logo Orangtua Hebat.
*Perhatian : Jumlah KKA dalam setiap 1 set BKB Kit Berjumlah 50 lembar
a) Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA) Spesifikasi Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)
Ukuran buku : 21 cm x 14,5 cm
Jumlah halaman : 56 halaman
Bahan halaman : mid paper
Gramatur : 100 gram
Cetak isi : 4/4 (full color)
Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah atas kanan logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di sebelah kanan logo Orangtua Hebat, cover belakang gambar ayo ikut KB dan tengah bawah ada tulisan Pengadaan DAK Tahun 2021
Bahan cover : art cartoon
Gramatur : 230 gram
Laminating : Dof
Penjilidan : Spiral kawat
*Perhatian : Jumlah 1 buku
3. Board Game “Pengasuhan 1000 HPK” Gambar hanya ilustrasi Sumber : https://boardgamegeek.com/image/204400/whos- having-baby-anyway Board game ini menjadi media pelengkap untuk memperdalam pemahaman orang tua akan pentingnya pengasuhan di 1000 HPK. Board game akan diintegrasikan dengan modul BKB EMAS dan video cases sehingga pemahaman yang dimiliki semakin komprehensif karena mencakup aspek kognitif (melalui e-modul), afektif (melalui diskusi video cases), dan psikomotorik (melalui board game).
Mainan Gantungan Untuk Bayi ; Berfungsi untuk menstimulasi indera pengelihatan, pendengaran, dan kemampuan kognitif bayi usia 0-3 bulan. Bayi diharapkan dapat menatap, mendengar suara, dan menggerakan tangan untuk menyentuh mainan sehingga perkembangan persepsi dan fungsin fisik anak dapat diasah sejak usia dini.
Spesifikasi :
Kain plush kualitas premium, lembut.
Kain katun (untuk isi boneka), lonceng di masing-masing boneka.
Berat 200-250 gram.
Ukuran : tinggi 22 cm, lebar 27cm.
Buku Kain Stimulasi ; Merupakan buku berbahan dasar kain yang dipergunakan bagi anak usia 3-24 bulan. Kain bebas racun, ramah lingkungan, dan mudah di cuci. Kain di jahit rapi, aman tanpa ujung tajam, ringan dan mudah dibawa. Ukuran buku kain kegiatan adalah 25cm x 25cm. Terdapat 16 halaman dengan 10 konten (di luar cover). Konten buku kain kegiatan terdiri dari :
Halo Ayah (kumis) Ibu (bias mengepang rambut, jepit)
Pergi ke kebun binatang (boneka jari)
Mari pakai baju (ada boneka, lalu nanti dipakaikan baju yang dikancingkan atau diresletingkan)
Mari pakai sepatu (modifikasi menggunakan perekat)
Rumahku (pengembangan dari busy board)
Isi piringku
Pengenalan buah
Mari bersih diri (gambar kamar mandi, tekstur handuk)
Pengenalan angka
Memberi makan monyet
6in1 Pusat Aktivitas Anak Digunakan untuk membangun koordinasi, keseimbangan, keterampilan motoric kasar, dan perkembangan kognitif. Dapat dilipat sehingga mudah disimpan. Material kuat, tahan lama, dan dapat digunakan untuk indoor atau outdoor. Terdiri dari 6 permainan, yaitu sepak bola, basket, golf, perosotan, basketball, T-ball. Spesifikasi :
Bahan : plastik atom
Berat : 8,5 Kg
Ukuran :
182,88 x 79,3 x 96,52 cm (mode basket)
171,7 x 79,3 x 41,9 cm (mode perosotan)
Flashdisk e-BKB EMAS (tutorial, video cases) Flasdisk yang berisi tutorial kegiatan di BKB EMAS (Eliminasi Masalah Anak Stunting). Apabila Modul BKB Emas akan dibuat e-modul disertai dengan tambahan video cases untuk beberapa pertemuan, makan dapat dijadikan satu dalam flashdisk ini. Spesifikasi Flashdisk e-BKB Emas
Tipe : USB OTG 3.0
Kapasitas : 128 GB (locked)
Cover :
Logo BKKBN di sisi depan dan Logo OPD.
Sisi Belakang logo Menjadi Orangtua Hebat
Isi materi :
Mars BKB (Video)
Video Tutorial BKB Emas
Video cases pertemuan Modul BKB Emas
Spesifikasi Box :
Ukuran : 9 x 6 x 2 cm
Bahan : Aluminium
a) Tutorial BKB EMAS Tutorial BKB EMAS berisi tutorial penyampaian Modul BKB EMAS 6 pertemuan dan film animasi pentingnya 1000 HPK untuk digunakan sebagai panduan Penyuluh KB/PLKB dan kader BKB dalam penyuluhan Eliminasi Masalah Anak Stunting.
b) Video cases Merupakan media pembelajaran audiovisual saat dilakukan pertemuan BKB EMAS yang bertujuan sebagai bahan diskusi kader dan peserta sehingga dapat memperdalam pemahaman tentang isi modul BKB EMAS itu sendiri.
Modul BKB EMAS merupakan acuan bagi kader BKB dalam melaksanakan pertemuan kelompok dengan materi BKB EMAS. Modul ini berisi tahapan-tahapan kegiatan yang akan memudahkan kader dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada orangtua dalam rangka mengoptimalkan tumbuh kembang anak di periode 1000 HPK.
Spesifikasi Modul BKB EMAS sebagai berikut :
Cover :
Bahan : Art Carton 260 gram
Cetak : 4/0 full color
Laminasi : glossy
Ukuran : A4
Finishing : Spiral
Konten :
Bahan : Art Paper 120 gram
Cetak isi : 4/4 full color
Halaman : 80 halaman
Laminasi : glossy
Ukuran : A4
Pembatas :
Bahan : Art Carton 260 gram
Jumlah pembatas : 6 lembar
Ular Tangga “Pengasuhan 1000 HPK” Ular tangga besar yang terdiri dari Pertemuan ular tangga; Dalam pertemuan ular tangga di setiap pertemuan, ada 6 Pertemuan yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Spesifikasi banner (alas permainan) :
Ukuran banner (alas permainan) : 250 cm x 250 cm
Material bannet (alas permainan): Flexy Standard 280 gr
Warna (tiap pertemuan) : 4/0 full color
Pertemuan 1 : Kuning – Hijau
Pertemuan 2 : Hijau – Hijau
Pertemuan 3 : Kuning – Cokelat
Pertemuan 4 : Pink – Ungu
Pertemuan 5 : Biru – Biru
Pertemuan 6 : Biru – Ungu
Konten yang terdapat di alas permainan adalah sebagai berikut :
Jumlah Kotak : 25 kotak
Ukuran kotak : 40 cm per kotak kecil
Letak Logo
Kiri atas : Logo BKKBN
Kiri bawah : Logo Orangtua Hebat
Tengah bawah : Nama OPD
Kanan bawah : Logo OPD
Tengah paling bawah: Pengadaan DAK Tahun 2021
b. Dadu ; Dadu ular tangga digunakan sebagai acuan berjalannya pion pada ular tangga. Dadu ini berupa kubus dengan masing-masing sisi memiliki keterangan jumlah dots yang berbeda, mulai dari 1 sampai 6 dots. Spesifikasi Dadu sebagai berikut :
Ukuran : 15 cm x 15 cm x 15 cm
Material : Velboa/bludru
Warna : Kuning
Konten yang terdapat di dadu adalah sebagai berikut :
Dots yang menunjukkan jumlah angka pada bagian luar dadu dan terdapat kerincingan (di dalam dadu).
c. Kartu informasi; Kartu informasi merupakan media pelengkap ular tangga yang berisi sejumlah instruksi berbeda untuk setiap pertemuan. Disebut sebagai kartu informasi karena instruksi-instruksi yang ada didalamnya berisi informasi yang dapat memperdalam pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap materi yang sudah diperoleh pada saat penyuluhan berlangsung.
Spesifikasi Kartu Informasi sebagai berikut : a) Spesifikasi Kotak Kartu Informasi :
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai pusat grosir, dealer, agen, toko, produsen, pabrik dan distributor resmi penyalur alat kesehatan, furniture rumah sakit, produk DAK BKKBN, alat peraga kesehatan, reagensia, bahan kimia dan bahan habis pakai rumah sakit, puskesmas, klinik dan homecare.
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai penyedia menawarkan kepada rekanan di daerah surat dukungan lelang tender lpse kabupaten, kota dan provinsi di seluruh Indonesia maupun penunjukan langsung tersedia dilayanan online shop seperti : Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Facebook, Instagram, Twitter, Pinterest, Lazada, Indonetwork dan Indotrading.
Untuk informasi barang, brosur dan daftar nama-nama produk-produk Jukops DAK BKKBN 2023 e-katalog dan harga jual. silahkan menghubungi :
PT. DUMEDPOWER INDONESIA adalah Produsen sekaligus Distributor resmi Boneka/ Manikin/ Alat Peraga/ Phantom Perban Luka setengah badan PPL-1004-HB pelatihan pemasangan verban kasa hidrofil roll/ kasa gulung serta cara membersihkan luka untuk siswa-siswi sekolah Kesehatan seperti : STIKKES, POLTEKKES, AKPER, AKBID dan FAKULTAS KEDOKTERAN, seperti sebenarnya yang mirip dengan aslinya.
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai Pusat Grosir, Dealer, Agen, Toko, Pabrik, Produsen, Importir dan Distributor Resmi, Penyalur Alat Kesehatan, Furniture Rumah Sakit, Boneka Manekin, Alat Peraga, Phantom, Reagensia dan Bahan Kimia, Bahan Habis Pakai dan Peralatan Apotik Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan Homecare.
Untuk informasi pengadaan, surat dukungan lelang tender dan pemesanan, brosur, harga jual Phantom Perban Luka (Setengah Badan) PPL-1004-HB serta katalog produk Boneka/ Phantom/ Manekin/ Torso Alat Peraga Pendidikan Kesehatan asli merek “DUMEDPOWER” silahkan menghubungi :
PT. DUMEDPOWER INDONESIA adalah Produsen sekaligus Distributor resmi Boneka/ Manikin/ Alat Peraga/ Phantom Ibu Hamil Palpasi PIH-030 untuk praktek Latihan pemeriksaan kandungan bayi dan posisi letak bayi untuk sisa-siswi sekolah Kesehatan seperti : STIKKES, POLTEKKES, AKPER, AKBID dan FAKULTAS KEDOKTERAN, seperti sebenarnya yang mirip dengan aslinya.
Phantom Ibu Hamil Palpasi Manikin
Merek : DUMEDPOWER
Type : PIH-030
Bahan : Karet Silicon
Fitur : Model Ibu Hamil terdapat bayi didalamnya, bisa berputar, perut bisa dipompa
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai Pusat Grosir, Dealer, Agen, Toko, Pabrik, Produsen, Importir dan Distributor Resmi Penyalur Alat Kesehatan, Furniture Rumah Sakit, Boneka Manekin, Alat Peraga, Phantom, Reagensia dan Bahan Kimia, Bahan Habis Pakai dan Peralatan Apotik Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan Homecare.
Untuk informasi pengadaan, surat dukungan lelang tender dan pemesanan, brosur, harga jual Phantom Ibu Hamil Palpasi PIH-030 serta katalog produk Boneka/ Phantom/ Manekin/ Torso Alat Peraga Pendidikan Kesehatan asli merek “DUMEDPOWER” silahkan menghubungi :
PT. DUMEDPOWER INDONESIA sebagai Pusat Grosir, Dealer, Agen, Toko, Pabrik, Produsen, Importir dan Distributor Resmi Penyalur Alat Kesehatan, Furniture Rumah Sakit, Boneka Manekin Alat Peraga Phantom, Reagensia dan Bahan Kimia, Bahan Habis Pakai dan Peralatan Apotik Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan Homecare.
Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dari usia dini. Pemerintah telah memperhatikan kelangsungan pekembangan usia dini ini dengan mengoptimalkan berbagai bentuk pengembangan di usia muda, seperti peningkatan mutu pendidikan, pengembangan pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek lainnya. Hal ini tentu saja menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi jaminan bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas generasi selanjutnya.
Begitu besar perhatian pemerintah kepada generasi muda, dengan harapan akan membuat bangsa ini menjadi baik. Pemerintah begitu intens memfokuskan pengembangan dan perbaikan pada anak-anak dan remaja, sesungguhnya melupakan keberadaan para lansia. Lansia sesungguhnya memiliki hak untuk mendapatkan apresiasi yang sama dengan usia produktif lainnya. Meskipun telah ada undang-undang yang difokuskan pada lansia yaitu UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, tetap saja para lansia ini menjadi hal yang terabaikan.
Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi sesungguhnya lansia memiliki peran yang berarti bagi masyarakat. Lansia memiliki penalaran moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara alami, manusia akan cenderung memanfaatkan masa-masa akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru mempermudah kita untuk membina moral anak-anak.
Namun sebelum kita merasakan keberadaan lansia yang sebenarnya dapat membantu pembelajaran moral ini, kita senantiasa menganggap bahwa lansia adalah simbol yang merepotkan dan kurang kontribusi. Hal ini dikarenakan kita sendiri kurang mengapresiasi para lansia tersebut, sehingga tidak jarang para lansia itu terlantar meskipun mempunyai keluarga. Banyak keluarga yang karena kesibukannya terkesan melalaikan orang tua dan memasukkannya ke panti jompo (Hardin and Hudson, 2005).
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.
Banyak contoh yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau bahkan kurang beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang, sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.
Dari berbagai kejadian yang ada, kita harusnya sadar bahwa sudah saatnya kita mengapresiasi para lansia dengan bersikap adil, yang tidak dapat disamakan dengan perlakuan kita terhadap anak-anak dan para remaja. Kita seharusnya mempunyai mekanisme untuk memberdayakan lansia sesuai dengan umur mereka, membantunya melalui tahap perkembangan, dan menyertakannya dalam proses transformasi pendidikan moral. Dengan demikian mereka tidak merasa terabaikan.
Seiring dengan meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah berusaha merumuskan berbagai kebijakan untuk usia lanjut tersebut, terutamanya pelayanan dibidang kesehatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat.
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, pengertian lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keadaan ini dibagi menjadi dua, yaitu Lanjut Usia Potensial dan Lanjut Usia Tidak Potensial.
Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/ jasa, sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Sedangkan WHO menggolongkan lanjut usia menjadi empat, yaitu
Ø Usia Pertengahan (middle age) : umur 45-59 tahun
Ø Lanjut Usia (elderly) : umur 60-74 tahun
Ø Lanjut Usia Tua (old) : umur 75-90 tahun
Ø Usia Sangat Tua (very old) : umur diatas 90 tahun
Ø Departemen Kesehatan RI menggolongkan lanjut usia menjadi tiga kelompok, yaitu
Ø Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia
Ø Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
Ø Kelompok Lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu : aspek biologis, aspek ekonomi dan aspek sosial (Wijayanti, 2008).
Secara biologis, penduduk yang disebut lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus-menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan dalam struktur sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, lansia dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak yang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan manfaat, bahkan ada yang beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan negatif, sebagai beban keluarga dan masyarakat. Sedangkan secara sosial, lansia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Dinegara barat, lansia menempati strata sosial dibawah kaum muda, sedangkan di Indonesia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Wijayanti, 2008).
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati, 2008).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), posyandu lansia adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia ditingkat desa/ kelurahan dalam masing-masing wilayah kerja puskesmas. Keterpaduan dalam posyandu lansia berupa keterpaduan pada pelayanan yang dilatar belakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai macam penyakit. Dasar pembentukan posyandu lansia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama lansia.
Ø Menurut Erfandi (2008), Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar adalah
Ø Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Ø Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.
Ø Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
Ø Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Ø Kegiatan Posyandu Lansia
Ø Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami. Beberapa kegiatan pada posyandu lansia adalah :
Ø Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
Ø Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit
Ø Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
Ø Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
Ø Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
Ø Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak dating, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia, pengajian, membuat kerajian ataupun kegiatan silaturahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin diri.
Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia tentu saja berbeda dengan posyandu balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia ini dengan sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada pula yang hanya 3 meja. 3 meja tersebut meliputi :
– Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan.
– Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan dan index massa tubuh (IMT); juga pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus.
– Meja III : melakukan kegiatan konseling atau penyuluhan, dapat juga dilakukan pelayanan pojok gizi.
Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang lain karena pada penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dr. Purma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan pada lansia menyatakan bahwa ada 14 I yang menjadi masalah kesehatan pada lansia, yaitu :
Immobility (kurang bergerak), dimana meliputi gangguan fisik, jiwa dan faktor lingkungan sehingga dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf dan penyakit jantung.
Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor intrinsik (yang berkaitan dengan tubuh penderita), baik karena proses menua, penyakit maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa sakit, cedera, patah tulang yang akan membatasi pergerakan. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjadi.
Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan frekuensinya sering. Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi sebenarnya tidak dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan membuat lansia mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan.
Intellectual Impairment (gangguan intelektual/ dementia), merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalencence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan dan kulit), merupakan akibat dari proses menua dimana semua panca indera berkurang fungsinya, demikian juga pada otak, saraf dan otot-otot yang dipergunakan untuk berbicara, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
Impaction (konstipasi=sulit buang air besar), sebagai akibat dari kurangnya gerakan, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, dan lainnya.
Isolation (depresi), akibat perubahan sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial. Pada lansia, depresi yang muncul adalah depresi yang terselubung, dimana yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pecernaan, dan lain-lain.
Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat), terutama karena kemiskinan, gangguan panca indera; sedangkan faktor kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, obat-obatan, dan lainnya.
Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya usia, maka kemampuan tubuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan akan semaki berkurang, sehingga jika tidak dapat bekerja maka tidak akan mempunyai penghasilan.
Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai pada lansia yang mempunyai riwayat penyakit dan membutuhkan pengobatan dalam waktu yang lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan timbulnya penyakit akibat obat-obatan.
Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, dimana mereka mengalami sulit untukmasuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun susah tidur kembali, terbangun didini hari-lesu setelah bangun di pagi hari.
Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu akibat dari prose menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat dari penyakit menahun, kurang gizi dan lainnya.
Impotence (impotensi), merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan senggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan karena terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah, baik karena proses menua atau penyakit.
Data penyakit lansia di Indonesia (umumnya pada lansia berusia lebih dari 55 tahun) adalah sebagai berikut:
Kader posyandu, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) adalah seseorang atau tim sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberikan tugas serta tanggung jawab untuk pelaksanakan, pemantauan, dan memfasilitasi kegiatan lainnya (Henniwati, 2008).
Penilaian Keberhasilan Upaya Pembinaan Lansia melalui Posyandu Lansia
Menurut Henniwati (2008), penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu, dilakukan dengan menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan penelitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari :
– Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah orang masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya
– Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia
– Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga
– Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
– Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan posyandu lansia, seperti yang dikutip dari blog puskesmas-oke, antara lain:
Umumnya lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari posyandu lansia. Hal ini dapat diatasi dengan penyuluhan atau sosialisasi tentang keberadaan dan manfaat posyandu lansia, sehingga mendorong lansia untuk datang dan merasakan sendiri manfaat dari keberadaan posyandu lansia.
Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau.
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu lansia. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
Keluarga, bagi lansia merupakan sumber kepuasan. Data yang diambil oleh Henniwati (2008) terhadap lansia berusia 50, 60 dan 70 tahun di Kelurahan Jambangan, menyatakan mereka ingin tinggal ditengah-tengah keluarga. Mereka tidak ingin tinggal di Panti Werdha. Para lansia merasa bahwa kehidupan mereka sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai kakek dan nenek, akan tetapi keluarga juga dapat menjadi frustasi bagi lansia. Hal ini terjadi jika ada hambatan komunikasi antara lansia dengan anak atau cucu, dimana perbedaan faktor generasi memegang peranan.
Ada juga lansia yang mempunyai kemandirian yang tinggi untuk hidup sendiri karena keinginan untuk hidup tanpa merepotkan orang lain. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2007) pada lansia dilingkungan RW V Kelurahan Payung Kecamatan Banyumanik Semarang.
Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
Wahyuna (2008) melakukan penelitian kader di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Ngawi. Kader-kader tersebut hanya bertugas mencatat dan mengurusi masalah konsumsi saja, selain itu kader juga bekerja tergantung perintah petugas kesehatan tanpa ada pelatihan lebih lanjut sehingga peran kader dalam kegiatan tersebut belum optimal.
Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, baik dengan individu atau kelompok maupun masyarakat, kader juga harus dapat membina kerjasama dengan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan posyandu, serta untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan lansia pada hari buka posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatn/ pengisian KRS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya dan pemberian PMT, serta dapat melakukan rujukan jika diperlukan (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Untuk meningkatkan citra diri kader, maka harus dipehatikan dalam hal sebagai berikut:
– Meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang dianggap masyarakat, yang dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan
– Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam pelayanan di Posyandu
– Membuat kesan pertama yang baik dan memperhatikan citra yang positif
– Menetapkan dan memutuskan perhatian secara cermat pada kebutuhan masyarakat
– Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri
– Mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya.
Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2005 dalam Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
Departemen Kesehatan RI. 2006 dalam Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
Departemen Kesehatan RI. 2007 dalam Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
Departemen Kesehatan RI. 2008 dalam Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
Hardin, Eugene and Hudson, Alia Khan. 2005. Elder Abuse-“Society’s Dilemma”. Journal of The National Medical Association. Vol 97, No 1 Jan 2005. p : 91-94
Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
Siburian, Pirma. 2007. Empat Belas Masalah Kesehatan Utama pada Lansia. http://waspada.com.
UU RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
UU RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Wahyuna, Adam Wisudiyanto. 2008. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Posyandu Lansia terhadap Pengetahuan dan Sikap Kader dalam Pemberian Pelayanan di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi [skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijayanti. 2007. Hubungan kualitas fisik dan Lingkungan dengan Pola Kehidupan Lansia di Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik, Semarang. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Enclosure. Vol 6 No 1 Maret 2007
Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial Lansia di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Candi Sari. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Enclosure. Vol 7 Maret 2008.
Dikutip dari :
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat
SEKOLAH PASCA SARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
SITI KHADIJAH : B251100174
PT. DUMEDPOWER INDONESIA adalah Produsen dan Distributor Utama pengadaan produk-produk Juknis DAK BKKBN 2016, selain itu kami juga membantu para peserta tender pengadaan produk DAK BKKBN 2016 maupun PL (Penunjukan Langsung) untuk kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan para peserta tender pengadaan maupun PL seperti : Surat Dukungan, SIUP, NPWP, Laporan Pajak 3 Bulan, ISO 9001:2008, I.P.A.K, Geskeslab, H.A.K.I, Jaminan Purna Jual, Jaminan Ketersediaan Teknisi (ATEM) dan (APOTEKER), Surat Uji Toxin Cat, Surat Uji Polimer Tas, Surat Terdaftar di LPSE serta yang lain-lain.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.